Rabu, 30 November 2011

Love, Sex and Dating


SEMINAR
LOVE, SEX AND DATING (LSD)

            Cinta, sex (persetubuhan/hubungan intim) dan kencan (pertemuan, pacaran)[1] merupakan topik yang menyenangkan untuk dibahas karena menyentuh langsung kehidupan manusia. Ini adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh manusia.  Oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui apa yang dimakud dengan cinta, sex dan kencan/pacaran? Hal ini penting karena telah terjadi pergeseran makna di dalam kehidupan manusia mengenai hal itu.
Banyak orang beranggapan bahwa cinta adalah perasaan suka terhadap orang lain. Perasaan yang timbul di dalam hati seseorang ketika ia menemukan sesuatu yang menyenangkan dalam diri orang lain. Tapi apakah itu yang dimaksud dengan cinta? Selain itu banyak orang berpikir mengenai hubungan intim (persetubuhan) yang tidak dilakukan atas dasar cinta. Persetubuhan tanpa cinta telah menjadi rahasia umum di dalam kehidupan manusia. Inilah yang menyebabkan munculnya tempat-tempat pelacuran yang menjadi ajang hubungan intim tanpa cinta. Bahkan ada yang menyebut hal itu sebagai cinta sesaat. Akan tetapi dapatkah hal itu disebut demikian? Benarkah hubungan intim dengan seseorang yang bukan pasangan merupakan cinta sesaat. Dapatkah hal itu dikategorikan sebagai cinta, walaupun cinta sesaat? Tidak....inilah pergeseran makna yang telah terjadi di dalam kehidupan masyarakat, bahkan mungkin juga di dalam kehidupan kita sebagai mahasiswa teologi.
Dalam kehidupan remaja, dewasa dan masyarakat pada zaman ini, pertemuan-pertemuan yang terjadi di antara lawan jenis [2] sering diwarnai dengan terjadinya pergaulan bebas. Jadi kesimpulan dalam hal ini adalah cinta, sex dan kencan (pertemuan) merupakan bagian kehidupan manusia.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pembahasan mengenai ketiga hal tersebut.

1.      PENGERTIAN LSD
ã      Love  dalam bahasa Indonesia adalah “cinta” yang berarti “sayang sekali, suka sekali”. Perasaan cinta tersebut tidak hanya terjadi di antara orang yang sedang menjalin hubungan asmara, tetapi juga antara orang tua dan anak, sesama saudara, bahkan manusia dengan binatang dan benda-benda tertentu. Namun, dalam bagian ini “cinta” yang dimaksudkan adalah perasaan sayang, suka, senang terhadap lawan jenis dan secara khusus “perasaan sayang” kepada Tuhan.
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Love (cinta) digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge :
Ø  Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
Ø  Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
Ø  Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
Ø  Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme (diri sendiri), storge.

Berbicara tentang pengertian cinta, setiap orang memiliki definisi yang berbeda-beda, akan tetapi secara umum “cinta” dipahami sebagai perasaan sayang kepada orang lain dan hal-hal tertentu seperti binatang peliharaan, barang-barang yang paling disenangi. Perasaan itu tidak hanya kepada orang lain, bahkan juga kepada diri sendiri.
Ada sebuah kisah klasik mengenai pertanyaan tentang pengertian “cinta”. Kisah ini adalah kisah antara Plato dan gurunya (Aristoteles). [3]

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”
Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan?Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”
Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”
Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Tuhannya.

ã      Sex artinya adalah “bersetubuh, bersenggama”. Kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan alat kelamin, sehingga sering disebut juga “perkelaminan” artinya melakukan tindakan “persetubuhan” Asalnya cari kata : secare (dari bahasa Yunani), memiliki 2 arti :arti sempit : jenis kelamin, organ-organ sex / alat-alat persetubuhan. Arti luas : hubungan batin antara pria dan wanita atau hal yang berhubungan dengan alat kelamin.

ã      Dating merupakan bentuk present continuous  dari kata dasar date yang dalam bagian ini berarti “janji/perjanjian, kencan/perkencanan atau dapat disebut juga berpacaran.[4] Berpacaran artinya melakukan tindakan berkasih-kasihan antara orang yang saling mencintai (pacar). Berpacaran berasal dari kata dasar “pacar” yang artinya teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih.

2.      TUJUAN LSD
Secara umum tujuan LSD adalah untuk kesenangan atau kenikmatan. Namun apabila diteliti secara spesifik, maka akan ditemukan tujuan tertentu dari ketiga hal tersebut (Love, Dating, and Sex). Adapun tujuan tersebut antara lain:
A.    Tujuan Cinta.
Berdasarkan definisi maka dapat disimpulkan bahwa cinta bertujuan untuk mengekspresikan perasaan sayang kepada objek tertentu, baik itu diri sendiri, orang lain, barang atau benda-benda tertentu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tujuan cinta adalah untuk mendapatkan kebahagiaan melalui keintiman. Pada dasarnya cinta atau kasih sayang merupakan ungkapan perasaan personal.
Cinta yang paling menonjol adalah cinta yang terjalin antar pribadi. Beberapa unsur yang terdapat di dalam cinta antar pribadi, antara lain:
1.       Kasih sayang: menghargai orang lain.
2.       Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tentunya sangat jarang ditemui sekarang ini).
3.       Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan; simbiosis mutualis (bukan saling memanfaatkan).
4.       Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
5.       Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
6.       Kekerabatan: ikatan keluarga.
7.       Passion: Hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
8.       Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
9.       Kepentingan pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
10.   Pelayanan: keinginan untuk membantu dan atau melayani.
11.   Homoseks: Cinta dan atau hasrat seksual pada orang yang berjenis kelamin sama, khususnya bagi pria. Bagi wanita biasa disebut Lesbian (lesbi).
Menurut Erich Fromm,[5] ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
·         Perasaan
·         Pengenalan
·         Tanggung jawab
·         Perhatian
·         Saling menghormati

B.      Tujuan Seks.
Mindi Meier dalam bukunya “Sex and Dating” (2008) menuliskan tujuh (7) tujuan dari seks. Tujuh tujuan tersebut adalah:
1.      Kesenangan. Tuhan merancang manusia untuk memiliki perasaan senang ketika memberi dan menerima. Secara khusus adalah bagian tubuh yang memiliki fungsi seksual akan mengalami kesenangan ketika menikmati seksualitas.
2.      Kesatuan. Ini adalah salah satu tujuan Tuhan menciptakan seks, yaitu merekatkan hubungan pernikahan, dan memersatukan dua anak manusia. Seks lebih dari sekedar menggabungkan bagian-bagian tubuh. Seks mempersatukan jiwa. Tubuh dan jiwa dalah satu ,sehingga ketika manusia melakukan hubungan seksual bukan hanya tubuh yangbersatu, tetapi jiga jiwa.
3.      Menciptakan kehidupan yang baru. Kej. 1:28, mencatat perintah Tuhan kepada Adam dan Hawa untuk bertambah banyak melalui hubungan seksual. Pada kenyataannya kadang-kadang hubungan seks menghasilkan kehamilan.
4.      Komunikasi. Hubungan seks adalah bentuk komunikasi yang memberikan makna yang jauh lebih dalam dari sekedar kata-kata. Ketelanjangan di dalam hubungan pernikahan adalah deklarasi dari kejujuran, kepercayaan, dan penyerahan diri.
5.      Perubahan. Terjadi perubahan dari fokus kepada diri sendiri menjadi fokus pada orang lain. Seks menarik fokus pada diri sendiri untuk bersatu dengan orang lain (Mrk. 10:8). Seks adalah praktek sikap saling tunduk, menyadai bahwa keinginan dan kesenangan pasangan lebih penting.
6.      Kebebasan Emosional. Pengalaman seksual menyediakan tempat untuk mengeluarkan emosi yang tertahan. Dalam kesatuan pasutri, ketika mencapai kepuasan (baik di waktu yang sama maupun berbeda), ketegangan telah dibangun untuk menemukan kepuasan.
7.      Merefleksikan kerinduan kepada Tuhan. Lisa McMinn dalam buku Sexuality and Holy Longing menyatakan “Seks adalah kiasan rohani untuk perwujudan kerinduan kepada Tuhan”. Pengalaman-pengalaman seksualitas yang pada dasarnya tidak pernah menemukan kepuasan total memberikan kesadaran kepada manusia tentang adanya kerinduan untuk mengalami sisi lain, yaitu kenikmatan surgawi.
Manusia yang telah berdosa tidak lagi mampu untuk melakukan seks berdasarkan tujuan yang dirancang oleh Tuhan. Manusia telah melakukan berbagai penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan tersebut antara lain adalah:
1.      Free sex (Seks bebas, berganti-ganti pasangan, seks party dsb).
2.      Seks pranikah.
3.      Homoseks, Lesbian, biseks (kedua-duanya).
4.      Pornografi.
5.      Insest (hubungan mesum antara sesama kerabat, keluarga, ada ikatan darah).
6.      Masturbasi atau onani.
7.      Seks dengan binatang (zoofilia).
8.      Seks dengan anak-anak (Paedofilia).

C.     Tujuan Kencan / Pacaran.
Kencan/pacaran pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan komunikasi, sehingga terjadi proses pengenalan yang lebih jauh terhadap pribadi yang menjadi pasangan kencan. Dapat dikatakan bahwa kencan/pacaran tujuan utamanya adalah untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Tujuan mengadakan pengenalan yang lebih jauh adalah untuk membina hubungan yang lebih lanjut yaitu di dalam sebuah ikatan yang utuh, atau dikenal sebagai ikatan pernikahan. Meskipun demikian telah terjadi penyimpangan mengenai tujuan utama dari “pacaran”. Penyimpangan tersebut mengakibatkan adanya “pergeseran” nilai yang berdampak terhadap kemerosotan moral. Singkat kata yang terjadi adalah “pergaulan bebas”.

3.      Korelasi LSD
LSD yang sehat tentu memiliki hubungan. Ketiga hal tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa cinta merupakan dasar dari  seks  dan pacaran/kencan. Cinta yang tulus terhadap seseorang (lawan jenis) ketika masuk di dalam ikatan pernikahan akan semakin dikuatkan/diteguhkan dengan hubungan intim (seksualitas). Demikian halnya dalam masa pacaran, cinta adalah hal yang sangat penting. Ikatan atau hubungan yang terjalin tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak didasarkan pada perasaan cinta yang tulus.
      Ada tiga bentuk cinta yang dinyatakan di dalam kehidupan manusia. Tiga hal itu adalah:
1.      If love, love if (Cinta jika...) Cinta yang diberikan dengan persyaratan tertentu. Cinta yang diberikan dengan menuntut sesuatu dari yang dicintai. Contohnya:
a.       Saya akan mencintai kamu jika kamu mampu membelikan saya mobil mewah.
b.       Saya akan mencintai kamu jika kamu mau mengikuti saya kemana pun saya pergi, dll.
2.      Because Love, love because (Cinta karena...)Ada kualitas dalam diri seseorang yang membuat mereka dicintai. Contohnya:
a.       Saya mencintai kamu karena kamu cantik.
b.       Saya mencintai kamu karena kamu pintar, dll.
3.      In-Spite-of Love (cinta yang walaupun). Cinta yan tidak menuntut yang dicintai untuk melakukan sesuatu sehingga mereka menerima cinta. Cinta ini adalah cinta yang tidak berdasarkan pada apa yang dimiliki seseorang sehingga mereka dicintai. Cinta walaupun yang sempurna hanya ada di dalam Tuhan. Dunia yang telah berdosa tidak mampu lagi menerapkan cinta yang seperti ini secara sempurna. Manusia yang mampu mencintai tanpa syarat dan tanpa kondisi apapun, yaitu orang-orang yang telah hidup di dalam anugerah Tuhan dan telah mengalami kepenuhan cinta Ilahi dari Tuhan.
Manusia tidak lagi mampu untuk menerapkan cinta yang walaupun karena manusia telah diracuni oleh dosa. Dosa telah membuat manusia lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Manusia berdosa tidak mampu untuk menghidupi cinta yang sejati.
      Hanya anugerah Tuhan yang dapat memampukan manusia untuk mencintai dengan cara yang dilakukan oleh Allah. Manusia mencinta untuk mendapatkan sesuatu dari yang dicintai, ada tuntutan. Akan tetapi Allah mencintai untuk memberikan sesuatu kepada yang dicintai, dalam hal ini tidak ada tuntutan cinta sama sekali. Cinta tanpa syarat dan tanpa tuntutan adalah cinta yang dirindukan manusia. Kerinduan ini hanya bisa tercapai ketika manusia menyerah kepada anugerah Allah dan membiarkan Allah memproses kehidupannya.

Ringkasan
Cinta memang anugerah Tuhan, akan tetapi manusia diberikan kemampuan dan kesempatan untuk mengelola cinta itu. Oleh karena itu, sama halnya dengan yang dituliskan oleh Leslie Parrot dalam bukunya “Selamatkan pernikahan anda sebelum pernikahan itu dimulai Cinta harus memiliki keseimbangan antara keintiman dengan gairah (harmonisasi) dan munculnya komitmen. Hubungan dan keseimbangan ketiga hal tersebut dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.









Komitmen
 
 








Ketiga bagian tersebut tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari bagian yang lainnya. Adanya cinta akan membangkitkan gairah di dalam diri manusia. Gairah itu tidak hanya berhubungan dengan hal-hal jasmani seperti seks, akan tetapi meliputi gairah untuk melanjutkan hidup bersama. Oleh karena itu cinta akan mengakibatkan munculnya sebuah komitmen yang akan dilaksanakan bersama-sama dengan orang yang dicintai tersebut. Demikian halnya dengan keintiman, keintiman akan muncul dari adanya gairah dabn komitmen yang telah ada di dalam hubungan tersebut.

Pertanyaan yang perlu untuk didiskusikan adalah:
1.      Apa pendapat secara pribadi mengenai, Love, Dating, and Sex.
2.       Bagaimana seharusnya orang Percaya menyikapi dan mempraktekkan love, dating and sex?


[1] Love, sex and dating, Urutan ini bukan menyatakan bahwa sex ada setelah Cinta, demikian juga dengan Kencan. Dalam hal ini tidak dapat dinyatakan bahwa kencan akan dilakukan setelah adanya cinta dan seks. Sebenarnya penulis dalam hal ini lebih setuju jika urutannya diubah menjadi Love, dating  and Sex.
[2] Perlu diketahui bahwa di dalam seminar ini, pembicara hanya akan membahas mengenai “Love, Sex, Dating” yang terjadi antara lawan jenis. Meskipun demikian kemungkinan besar penulis dapat menyinggung penyelewengan-penyelewengan LSD yang terjadi, misalnya di antara sesama jenis.
[3] Versi lain mengatakan Socrates mengajak beberapa muridnya berjalan-jalan setelah mereka belajar mengenai filsafat, mereka adalah Aristodemus, Apolloderus, Aghaton dan Plato.
[4]  Dalam hal ini kencan dan pacaran merupakan hal yang dianggap sama, walaupun sebenarnya ada sedikit perbedaan di antara kedua hal tersebut. Namun tidak akan dilakukan pembedaan yang luas dalam hal iut, kencan dan berpacaran dianggap sama. Oleh karena itu, selanjutnya penulis akan menggunakan kedua kata itu secara acak, namun dengan maksud yang sama yaitu mengacu kepada tindakan “berpacaran”. Sebab di dalam berpacaran dapat terjadi “kencan”.
[5]  Salah satu bukunya yang terkenal adalah the art of loving menyatakan bahwa ke empat gejala: Care, Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK), muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai.