BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Gereja
adalah representatif kerajaan Allah di dalam dunia.[1] Oleh karena itu, gereja mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan tugasnya sebagai wakil Kerajaan Allah. Secara umum, tugas
dan kewajiban gereja adalah melayani Tuhan dan sesama.[2]
Pelayanan terhadap Tuhan dan sesama kemudian diimplementasikan ke dalam
berbagai aspek kehidupan. Implementasi tersebut dapat diklasifikasikan secara
spesifik, antara lain: “Liturgia,
Diakonia, Koinonia, Kerygma, dan Marturia”.[3] Tugas dan kewajiban tersebut dapat disebut
sebagai tujuan gereja sebagai wakil Kerajaan Allah. Gereja yang sehat adalah
gereja yang mampu menjalankan tugasnya dengan benar.
Kompleksitas
gereja dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di dalam dunia semakin
terlihat dengan terpecahnya kesatuan organisasi menjadi denominasi-denominasi
tertentu dengan organisasi-organisasi tersendiri.[4] Secara simultan gereja melakukan tugasnya
sebagai simbol atau wakil kerajaan Allah di dunia dan juga menjalankan tuntutan-tuntutan
denominasi sebagai bagian dari kompetisi antar denominasi. Kompetisi tersebut
menjadi bagian perjalanan gereja menuju kepada keutuhan dalam Yesus Kristus.
Ada
berbagai persoalan yang muncul ketika gereja dipahami sebagai organisasi atau
denominasi. Persaingan antar denominasi menjadi ajang perpecahan dan
pertarungan gereja yang semakin memprihatinkan. Perpecahan tersebut tidak hanya
terjadi antar denominasi, tetapi di dalam gereja (satu denominasi) sendiri. Orang-orang
percaya di dalam satu organisasi gereja terkungkung dengan kepentingan pribadi,
sehingga memperburuk kesatuan gereja yang telah lama tercabik-cabik. Perpecahan
antar anggota gereja banyak berakhir dengan munculnya denominasi gereja yang
baru. Hal tersebut menjadi fakta mengenai kesatuan gereja yang telah lama
terlupakan. Masing-masing denominasi memandang diri sebagai yang paling benar. Perpecahan
tersebut semakin kompleks ditambah dengan perbedaan doktrin antar denominasi. Perbedaan
doktrin tersebut merupakan salah satu dari penyebab perpecahan yang terjadi di
dalam kesatuan gereja secara universal.
Melihat
gereja sebagai sebuah kesatuan di dalam Kristus, maka perpecahan tersebut
seharusnya tidak mempengaruhi tugas dan kewajiban gereja di dalam dunia. Gereja
harus tetap mampu melakukan pelayanan berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Secara
khusus di dalam denominasi, setiap orang percaya harus tetap saling melayani
menuju kepada pertumbuhan iman yang sejati di dalam Kristus. Pelayanan tersebut
tentu berhubungan erat dengan relasi yang terjalin di dalam gereja. Relasi
tersebut mengarah kepada bentuk-bentuk peribadatan yang dilakukan di dalam
gereja. Bentuk-bentuk yang dimaksud adalah mengenai tata cara ibadah yang
dilakukan di dalam gereja tersebut. Dengan kata lain, pelayanan yang dilakukan
tersebut berhubungan erat dengan liturgi yang dilakukan di dalam gereja
tersebut.